(by Dorothy Law Nolte)
If a child lives with criticism, he learns to condomn…
(Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki)
If a child lives with hostility, he learns to fight…
(Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi)
If a child lives with ridicule, he learns to be shy…
(Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri)
If a child lives with shame, he learns to feel guilty…
(Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri)
If a child lives with tolerance, he learns to be patient…
(Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri)
If a child lives with encouragement, he learns to confident…
(Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri)
If a child lives with praise, he learns to appreciate…
(Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai)
If a child lives with fairness, he learns justice…
(Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan)
If a child lives with security, he learns to have faith…
(Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan)
If a child lives with approval, he learns to like himself…
(Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri)
If a child lives with acceptance and friendship, he learns to find love in the world.
(Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan)
Keterangan:
Puisi ini saya kutip dari buku 'Psikologi Komunikasi' karya Jalaluddin Rahmat (1998), salah satu buku favorit saya.
Readmore »»